3 Sajak Tere Liye dalam Buku Sungguh Kau Boleh Pergi
3 Sajak Tere Liye dalam Buku Sungguh Kau Boleh Pergi - Tere Liye, penulis buku yang sudah menelurkan banyak karya, dan memiliki banyak penggemar.
3 Sajak Tere Liye dalam Buku Sungguh Kau Boleh Pergi |
Buku Sungguh Kau Boleh Pergi merupakan kumpulan sajak yang ditulis oleh Tere Liye, dan saya suka semua isinya.
Darwis atau yang lebih dikenal dengan sebutan nama pena Tere Liye, juga sudah banyak karyanya yang diadaptasi menjadi film layar lebar. Seperti Bunda Disayang Allah, Bidadari-bidadari Surga, Hafalan Shalat Delisa, dan lain sebagainya.
Ada 3 sajak yang akan saya tuliskan ulang, dari buku Sungguh Kau Boleh Pergi dan siapa tahu kalian jadi penasaran dengan 30 sajak yang lain.
Ini Dia 3 Sajak Tere Liye dalam Buku Sungguh Kau Boleh Pergi
Sungguh Kau Boleh Pergi versi ebook yang saya baca melalui aplikasi Gramedia Digital, diluncurkan tahun 2019.
Sajak dalam buku Sungguh Kau Boleh Pergi, disertai dengan ilustrasi yang sangat menari dan dibuat oleh eMTe. Ada 30 sajak yang semuanya menurut saya luar biasa.
Tere Liye memang unik dan luar biasa dalam menciptakan karya, selalu bikin orang suka dan tenggelam di dalamnya. Berikut 3 sajak tersebut, yang saya pilih acak.
1. Patah Hati
Mungkin,
Semua orang pernah sakit hati
Juga pernah dikecewakan
Pernah terbentu, ditinggalkan, dikhianati
Dan berbagai situasi sulit lainnya
Maka sungguh beruntung
Orang-orang yang menjadi lebih kuat, lebih tangguh
Setelah semua kejadian tersebut
Maka sungguh spesial
Orang-orang yang menjadi lebih paham, lebih tegar
Melewati seluruh situasi tersebut
Semoga itu termasuk kita
2. Sunset
Saat senja datang,
Apakah Bumi yagn pergi meninggalkan
Atau Matahari
yang mengucapkan selamat tinggal?
Saat purnama tinggi,
Apakah Bumi yang menatap rindu
Atau Rembulan yang menatap kangen?
Saat hujan turun,
Apakah Awan yang berlarian tak sabar
Atau Bumi yang menyambut riang?
Entahlah.
Saat dua sahabat lama bertemu
Siapa yang menunggu, siapa yang datang
Jika dua-duanya berpelukan erat
Saat dua musuh berperang
Siapa yang memulai,
siapa yang mengakhiri
Jika dua-duanya sama-sama binasa
Pun, saat sebuah hubungan terputus
Siapa yang pergi, siapa yang ditinggal
Jika dua-duanya sama-sama terluka
Entahlah.
Buku Sungguh Kau Boleh Pergi |
3. Aku Rapopo
Terima kasih sudah menyakitiku
Apa pun yang tidak mampu menumbangkan
Justru akan membuatku berdiri semakin tegak
Terima kasih sudah melupakanku
Apa Pun yang tidak mampu menghapus
Justru akan membuatku semakin ingat
Terima kasih sudah meninggalkanku
Apa Pun yang tidak mampu membuat sendirian
Justru akan membuatku semakin ramai
Terima kasih sudah merendahkanku
Apa Pun yang tidak mampu membenamkan
Justru akan membuatku semakin bergarga
Wis Tak Kandani
Aku Rapopo
Bagaimana setelah membaca 3 Sajak Tere Liye dalam Buku Sungguh Kau Boleh Pergi? Apakah makin penasaran dengan ke 27 sajak yang lainnya? Segera beli dan baca bukunya, oke!
- Judul : Sungguh Kau Boleh Pergi
- Terbitan : tahun 2019
- Jumlah halaman : 100 halaman
- Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
- Cover dan ilustrasi : eMTe
- ISBN Digital : 9786020636160
Nggak pernah ragu ama karyanya Tere Liye. Pilihan kata-katanya mengena banget. Pokoknya baca 1 saja sajaknya pasti pingin baca lagi sajak selanjutnya.
BalasHapustulisan tere liye emang selalu bagus ya, bisa dimengerti tapi bagus rangkaian katanya
BalasHapusaku pun penggemar tere liye mbaaa, dulu!!
BalasHapussekarang sebenernya juga masih suka sih, cuman kayak ga ada waktu gitu loh buat bacanya #soksibuk ;p
selalu sukak sama sajak-sajaknya tereliye..
Puisinya bener bener menyentuh kalbu dan jiwa, terimakasih untuk sharingnya kak 😊
BalasHapustulsan tere liye memang banyak yang menyentuh hati
BalasHapusgak heran sih kalau punya banyak bgt penggemar
Karya2nya Tere Liye bagus ya. Novel2nya menyentuh jiwa, ternyata ada sajak2nya juga yg bikin baper begini. Ngefans bgt sm tere liye
BalasHapusAku juga pernah baca nih, banyak kata-kata yg puitis dan penuh makna dlm kehidupan.
BalasHapusLama banget enggak baca sajak sajaknya Tere Liye, sejak rajin baca buku penulis luar sepertinya aku harus mulai lagi baca buku lokal
BalasHapusNgomongin patah hati... aku rapopo. Haha. Padahal dulu ya rasanya nancep banget. Btw karya Tere Liye emang best sih dari dulu ya
BalasHapus