Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Narasi Dari Papua Menelusuri Kontribusi Freeport kepada Generasi Penerus Bangsa di Papua


Freeport Indoensia adalah salah satu perusahaan tambang terkemuka di Dunia. Perusahan yang sudah memulai penambangannya sejak ahun 1972 ini sudah banyak melewati lika liku dalam perjalanannya hingga saat ini. Sejarah Freeport di indonesia berawal saat adanya expedisi Freeport,  oleh Forbes Wilson & Del Flint pada tahun 1963 untuk menemukan kembali Ertsberg. Sebelunya, pada tahun 1936 Ertsberg sudah ditemukan dalam Ekspedisi Cartenz yang dilakukan oleh A. H. Colijn, F. J. Wissel  dan geolog Jean-Jacques Dozy. Ini  merupakan kelompok luar pertama yang mencapai gunung gletser Jayawijaya dan menemukan Ertsberg.



PT Freeport Indoesia merupakan perushaan yang bergerak di bidang pertabangan dan memproses bijih menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak. Kalau dilihat dari sejarah panjang ini, 50 tahun lebih tentunya bukan waktu yang pendek untuk Freeport berada di Indonesia. Bisa dibilang memiliki keterikaan dengan masyarakat Papua. Lalu seperti apa sih hal yang sekarang bisa kita ketahui tentang Kontribusi untuk Papua.

Sebagai mana yang saya kutip dari laman Portalsatu karya SAFRIANDI A. ROSMANUDDIN, Indonesia ini memiliki bahasa daerah hingga mencapai 742 bahasa. Di Pulau Jawa sendiri, dari jumlah penduduk yang mencapai sekitar 123 juta penduduk, memiliki bahasa sampai 20 bahasa. Sedangkan di Papua Barat yang penduduknya mencapai 2 juta orang. Memiliki bahasa hingga 271 bahasa. Hal ini tentunya tidak mudah utuk bisa menjangkau seluruh masyarakat Papua yang secara geografis berada di kawasan yang terdiri dari bukit dn lembah serta hutan.


Kontribusi di Dunia Pendidikan


Dalam hal pendikan, Sudah banyak yang dilakukan oleh Freeport Indonesia dalam kontribusinya membangun generasi penerus bangsa ini. Salah satunya adalah dengan menjalin kemitraan bersama Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK). Dengan kondisi geografis di Mimika, LPMAK mendirikan beberapa Asrama untuk memfasilitasi akomodasi dan program pengayaan bagi anak usia sekolah serta untuk mempersiapkan pusat persemaian calon intelektual dan pemimpin masyarakat.


Asrama-asrama yang didirikan LPMAK di kelola dan diurus oleh institus yang berkompeten dibidangnya. Dan ada pula asrama yang didirikan di luar Kabupaten Mimka. Beberapa asramanya antara lain:
1. Asrama Tsinga di kampong Beanekogom, Tsinga.
2. Asrama Bintang Kejora Putra dan Putri di Kaokanao, Kabupaten Mimika.
5. Asrama Salus Populi di Timika.
4. Sekolah Asrama Taruna Papua di Mimika.
3. Asrama Amor putra dan putri di Semarang, Jawa Tengah (Jateng)



Pengelolaan Asrama diserahkan kepada institusi yang berkompeten di bidangnya. Untuk Asrama Tsinga dipercayakan untuk dikelola oleh Yayasan Joronep. Asrama Solus Populi di Timika dan Bintang Kejora (Putra dan Putri) dikelola Keuskupan Timika. Sekolah Asrama Taruna Papua dikelola oleh Yayasan Mitra Citracendekia Abadi dari Jakarta. Sedangkan Asrama dikelola oleh Yayasan Binterbusih Semarang.


Pendidikan dan pembinaan menjadi konsen utama pengelola asrama. Hal ini selaras dengan salah satu visi dari LPMAK yaitu terwujudnya masyarakat asli yang berperan sebagai penggerak pembangunan yang berkelanjutan untuk mencapai kualitas hidup yang layak, sejahtera lahir batin secara berkesinambungan.






Kontribusi lainnya Freeport Indonesia adalah pemberian program beasiswa Community College Initiative (CCI) Kepada putera-puteri Papua berprestasi untuk menimba ilmu di Amerika Serikat. Kali ini Freeport Indonesia Bekerja sama dengan American Indonesian Exchange Foundation ( Aminef). Dengan adanya program beasiswa tersebut, para pelajar bisa mengembangkan kreatifitas maupun kemampuannya pada bidang yang mereka minati seperti pertanian, teknik, pariwisata, teknologi informasi, manajemen perhotelan, dan bidang lainnya.





9 komentar untuk "Narasi Dari Papua Menelusuri Kontribusi Freeport kepada Generasi Penerus Bangsa di Papua"

  1. Program csr freeport emang kece mbak..
    Dapat penghargaan juga

    BalasHapus
  2. Wow 270 lebih bahasa ada di Papua? Saya baru tahu. Indonesia memang sangat kaya ya. Bangga jadi orang Indonesia. Tinggal SDM nya saja lebih bijak dan mampu menjaga semua kekayaan alam maupun kebudayaan nya.

    BalasHapus
  3. Widiihh, ternyata banyak banget ya kontribusi Freeport utk anak2 Papua.
    Lanjutkan!!

    BalasHapus
  4. Semoga program2 CSR dari freeport ini bisa terus berjalan dan lebih berkembang, agar masyarakat di Papua bisa turut juga memajukan daerahnya.

    BalasHapus
  5. Sangat berharap program bina lingkungan nya Freeport bisa merangkul banyak warga dan sukses

    Agar penduduk Indonesia timur sama sejahteranya dengan Indonesia barat

    BalasHapus
  6. Turut bangga dan bahagia mengetahui besar perana Freeport terhadap kemajuan masyarakat Papua.

    BalasHapus
  7. Selalu bangga terhadap banyak perusahaan yang memiliki program csr salah satunya freeport ini

    BalasHapus
  8. Hwaa banyak ternyata ya kontribusi Freeport ini untuk pendidikan anak-anak di Papua. Ada Program CCI juga untuk beasiswa kuliah putera puteri Papua berprestasi di Amerika ya. Keren

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah, semoga kontribusi yang diberikan freeport dalam bidang pendidikan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat sekitar ya,Mbak.

    BalasHapus