Undangan Launching dan Bedah Buku Garang Asem H. Masduki | Cita Rasa Kuliner Pekalongan
Undangan Launching dan Bedah Buku Garang Asem H. Masduki | Cita RasaKuliner Pekalongan - Semenjak bergabung dengan Komunitas Blogger
Pekalongan, saya jadi banyak memiliki sahabat yang tinggal di Pekalongan. Jujur
awalnya harus babat alas, ketika tinggal di Comal tapi beruntunglah saya
pribadi yang kata orang 'supel' jadi gampang punya teman. Pertemanan saya jalin
dari Kendal sampai Pemalang, karena dibeberapa tempat pantura tersebut saya
sering melakukan aktivitas.
Komunitas Blogger Pekalongan |
Kegiatan demi kegiatan yang kami
lakukan bersama, membuat pertemuan tersebut terjadi bukan hanya sekadar saling
mengerti namun lebih dari itu. Kami saling melengkapi satu dengan yang lain,
saling berkarya meramaikan ranah literasi melalui ngeblog.
Undangan
Launching dan Bedah Buku Garang Asem H. Masduki
Tidak dipungkiri intensitas
kami, hanya sebatas lewat group WhatsApp setiap harinya. Ketemuannya ya pas ada
acara, atau undangan yang melibatkan komunitas. Hal tersebut sebagai ajang
silaturahmi, sekalian mengakrabkan diri. Kebetulan pada Minggu, 10 November
2019 kemarin kami KBP (Komunitas Blogger Pekalongan), diundang untuk menghadiri
Launching dan Bedah Buku Garang Asem H. Masduki.
Foto bersama Bapak Taufiq Emich Penulis buku Garang Asem H Masduki |
Temu kangen tidak lepas dengan
yang namanya bersalaman, berpelukan, ngobrol, dan berswafoto bersama. Meski kami
bersibuk ria dan memiliki kegiatan sendiri-sendiri, nyatanya dunia ngeblog
mampu memersatukan kami. Artinya ada harapan, ada visi dan misi yang dibangun
bersama. Semoga ke depannya KBP semakin melebarkan sayap lagi, apalagi hampir
ganti tahun nih kan?
Launching dan Bedah Buku Garang
Asem H. Masduki, dihadiri oleh tamu undangan yang isinya special semua. Dari
pejabat, Bapak Walikota Pekalongan, Ibu Bilqis ketua DPRD Kota Pekalongan,
Budayawan, Musikus, Penulis, Pengusaha, Rekanan media, Batik TV, Radio BSP dan
juga komunitas Blogger tentunya. Semua saling bersinergi, mengapresiasi karya
yang luar biasa ini.
Penulisnya sendiri adalah Bapak
Taufiq Emich, yang kebetulan baru saya kenal kemarin. Salut dengan gerak cepat
bisa menciptakan buku tersebut dalam waktu 3 bulan. Jadi mupeng, rindu menulis
buku lagi. Mudah-mudahan resolusi tahun depan membuat buku bisa terlaksana,
aamiin.
Bapak H. Slamet, Bapak Walikota Pekalongan dan Bapak Taufiq |
Sosok yang Mengajarkan Kesederhanaan dan Rendah
Hati
Warung Makan Garang Asem H.
Masduki sendiri sekarang diteruskan oleh anak semata wayang, almarhum H.
Masduki yakni Bapak H. Slamet Sudiyono. Saya akan memaparkan ceritanya di
postingan selanjutnya, mengenai Review Buku Garang Asem H. Masduki, hehehe ... biar kalian pun semakin
penasaran ya, kan? Aku kasih lihat bocoran unboxingnya deh di sini :
Semua tamu yang hadir,
mendapatkan 1 ekslempar bukunya lho. Ada juga foto penampakan Garang Asem yang
fenomenal tersebut, dan jajanan tradisional permen asem dan permen jahe. Salut
buat penulis dan semua orang di balik layar yang sudah membuat buku ini bisa
saya nikmati dalam gengaman.
Moderator acara Launching dan Bedah Buku Garang Asem H. Masduki |
Ada kalimat rendah hati yang
ditulis oleh Bapak H. Slamet dalam Buku,
'Garang Asem H. Masduki Cita Rasa Kuliner Pekalongan'.
"Kami tak pernah mengklaim
bahwa jenis kulier ini merupakan karya dapur warung makan Masduki. Melalui buku
ini kami hanya sekadar menampilkan sekelumit perjalanan Garam Asem Haji Masduki
dari masa ke masa".
Sesi yang paling ditunggu hahaha ... |
Alhamdulillah saya jadi belajar
banyak hal setelah datang ke sini, termasuk kerendahan hati bapak Haji Slamet.
Karena kerendahan hati adalah kualitas terbaik yang dimiliki oleh seseorang.
Sementara kesombongan tidak diragukan lagi adalah hal yang terburuk yang
dimiliki. Semoga kita semua dijadikan hamba-hambanya yang memiliki sifat
kerendahan hati, yang luar biasa. Aamiin.
Penampakan Garang Asem H. Masduki yang Endes tiada tara |
Sukses selalu ya Bapak, dengan
warung makan Garang Asemnya. Saya tidak pernah bosan mencicipi, meski berkali-kali
datang. Aroma, kesegeran, empuknya daging selalu rindu untuk dinikmati kembali.
Salam. (*)
Uenake habis loncing buku terus makan-makan. Jadi inget beberapa waktu lalu ada penyair senior Lamongan yang meluncurkan buku lalu diakhiri makan nasi boranan bareng. Maknyus!
BalasHapusMembaca buku ini aku disadarkan akan arti sebuah perjuangan dan juga wujud kasih sayang, antara orangtua dan anak, antar anggora jeluarga dan yang paling utama adalah kasih-NYA kepada umat yg tekun berusaha..
BalasHapusaku tau nih kuliner ini. trakhir kesana, ga sempet nyobain garang asem, malah yg lainnya. tp mama mertua pas kesana cobain gareng asam masduki ini. dan dibilang memang enak. segeeer kuahnya. jd penasaran mba :D. aku suka masakan yg berkuah gini, apalagi pake daging2an.
BalasHapus