Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siti Salamah Peduli Kesejahteraan Pemulung Sekaligus Pegiat Lingkungan


Pemulung harus diberdayakan untuk mengubah stigma negatif dan menaikkan taraf hidup mereka yang terpinggirkan dan termarjinalkan.” - Siti Salamah

 

Siti Salamah Peduli Kesejahteraan Pemulung Sekaligus Pegiat Lingkungan
Siti Salamah Peduli Kesejahteraan Pemulung Sekaligus Pegiat Lingkungan



Pemulung adalah profesi bagi mereka yang mengumpulkan sampah untuk dijual kembali. Stigma negatif dari profesi ini sudah sejak lama tertanam. Namun, tidak sedikit yang peduli dengan taraf hidup keluarga para pemulung ini.

 

Demikian juga dengan Siti Salamah yang membangun Taman Magrib Mengaji di tahun 2015 karena kepeduliannya pada pendidikan anak-anak dari keluarga pemulung yang seringnya terpinggirkan dan tidak diutamakan.

 

Padahal, bisa saja dari anak-anak inilah muncul pemimpin yang baik dan adil untuk Indonesia di masa depan. Kepedulian Siti Salamah ini berupa program yang ia buat untuk mengajarkan mengaji anak-anak usai solat magrib.

 

Mendidik anak-anak pada ikatan ibadah dengan Tuhan, sesuai dengan landasan negara ini yaitu pada pancasila sila pertama. Ketuhanan Yang Maha Esa. Diharapkan dengan mengajarkan salah satu ibadah yang bisa mendekatkan mereka dengan Tuhan Yang Maha Esa, bisa membantu membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih baik.

 

Kebaikan pada dasarnya akan selalu menarik kebaikan yang lain. Seperti Siti Salamah yang kemudian bertemu dengan Lita dan Muhammad Yusuf. Mereka bertiga bersinergi bersama dan membentuk satu wadah yang fokus pada kesejahteraan keluarga Pemulung dan bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan sampah di Banten, tepatnya di Pondok Aren.

 

Berjuang Sendirian Akan Terasa Lama Berjuang Bersama Bisa Sukses Bersama

 

Sukses tidak selalu dengan nominal, betul dan pastinya terdengar klise. Tapi, memang masuk akal jika kesuksesan itu bisa mendatangkan nominal yang justru mampu mensejahterakan kelompok masyarakat yang memang membutuhkannya.

 

Inilah wadah kolaborasi yang peduli dengan tak hanya lingkungan tapi juga kesejahteraan para pejuang lingkungan.

 

Menurutku pribadi, pemulung sejak dulu merupakan profesi yang memang peduli lingkungan. Sebab, pekerjaan mereka memilah dan memilih sampah yang masih bisa memiliki nilai ekonomis.

 

Namanya profesi tentunya ditujukan untuk mendapatkan pendapatan. Namun, faktanya alur pemilahan dan penyaluran sampah ini melewati beberapa pos sebelum akhirnya sampai di penerima pengelola sampah.

 

Dari alur yang terlalu panjang ini, membuat para pemulung hanya sedikit mendapatkan penjualan dari hasil penimbangan sampah. Alur yang panjang ini juga yang membuat profesi pemulung seolah tidak memiliki harapan. Sebab pendapatan yang kecil yang seringnya justru tidak mengalami peningkatan.

 

Keresahan terkait kesejahteraan keluarga pemulung inilah yang melandasi Siti Salamah dan kedua temannya membentuk wadah bernama Waste Solution Hub atau WasteHub. Wadah yang membantu pemulung mendapatkan jalur terbaik untuk penyaluran hasil pemilihan sampah langsung ke penerima.

 

Jadi, tidak lagi melalui alur panjang dan tidak menguntungkan. Dengan memotong beberapa alur sehingga hasil penjualannya pun bisa mendapat nilai yang tinggi.

 

 

Wadah Bagi Kesejahteraan Pemulung Dan Pengelolaan Sampah Demi Lingkungan Yang Seimbang


Siti Salamah Peduli Kesejahteraan Pemulung Sekaligus Pegiat Lingkungan
Siti Salamah Peduli Kesejahteraan Pemulung Sekaligus Pegiat Lingkungan


 

Memperjuangkan nasib sesama manusia itu baik. Maka wadah penggerak berupa program yang menguntungkan bagi banyak pihak terutama mereka yang membutuhkan. Bukan saja sekadar baik, tapi istimewa.

 

Keistimewaan program digital yang dibuat oleh WasteHub ini sudah membersamai lebih dari ratusan pemulung. Mengajak kolaborasi ribuan mitra. Dan membuat program pembinaan bagi keluarga pemulung agar bisa mengolah sampah menjadi nilai ekonomis.

 

Program yang menguntungkan banyak pihak ini, tidak hanya bernilai ekonomis. Tapi, juga bernilai positif bagi lingkungan.

 

Problematika sampah sebenarnya masih belum tuntas. Masih banyak sampah yang tidak bisa diurai yang justru menjadi polusi dan menjadi kerusakan bagi lingkungan. Tak hanya itu, imbas dari sampah yang tidak terurai ini sering menjadi sumber penyakit bagi banyak orang di lingkungan tersebut.

 

Maka program penyejahteraan bagi pemulung dan keluarga mampu membantu menaikkan kualitas kehidupan mereka. Dengan kualitas hidup yang baik disertai ilmu yang juga bertambah. Sehingga, mereka semakin memahami ternyata banyak sampah yang juga bernilai ekonomis.

 

Kita juga turut melibatkan mereka juga kerap dilibatkan dalam beberapa kegiatan/iven, dan mereka dibayar secara profesional,” ungkap Siti Salamah.

 

Dari pembinaan inilah, banyak pemulung yang bekerjasama dengan WasteHub sudah bisa memilih dan mengurangi berkilo-kilo sampah yang akan berakhir di TPA.

 

Saat ini bahkan Siti Salamah di WasteHub sudah berhasil membina ribuan pemulung. Bahkan, sudah terdapat 10 pusat area daur ulang di beberapa tempat.

 

Tidak heran jika Siti Salamah sebagai perwakilan kelompok WasteHub mendapat Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021. Inisiatifnya yang berawal dari mengajar di pojok lokasi TPA selepas maghrib. Menjadi wadah resmi yang mensejahterakan kehidupan pemulung dan keluarga mereka.

 

Langkah yang berawal dari kepedulian yang membuat sosoknya layak menjadi sosok inspiratif. Sebab mampu menginspirasi gerakan lainnya untuk bisa mensejahterakan taraf hidup mereka yang sering terabaikan sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.

 

Apa Saja Pelajaran Yang Bisa Diambil Dari Kisah Siti Salamah?


Siti Salamah Peduli Kesejahteraan Pemulung Sekaligus Pegiat Lingkungan
Siti Salamah Peduli Kesejahteraan Pemulung Sekaligus Pegiat Lingkungan


 

1. Bantu Pemulung Dengan Memisahkan Sampah Dari Rumah

 

Banyak masyarakat yang kesal karena lokasi tempat mereka tinggal tidak ada Bank Sampah dimana mereka bisa menyalurkan sampah yang bisa diolah. Jika kondisinya tidak bisa berkontribusi langsung, bisa juga dengan memisahkan sampah sebelum dibuang ke tempat sampah.

 

Pisahkan sampah berupa kaleng, botol kaca, botol plastik hingga sampah kardus ke wadah terpisah dari sampah dapur.

 

Meskipun nantinya saat dibawa di truk pengangkut sampah, setidaknya saat nanti dikirim, sampah yang sudah dipisahkan ini akan mudah diambil oleh mereka yang mengais rezeki dari mengumpulkan sampah tersebut.

 

Setidaknya ini merupakan hal sederhana, kecil tapi bisa mempermudah orang lain.

 

2. Melapisi Sampah Kaca Agar Aman

 

Sebagai informasi, ada banyak sekali kejadian petugas kebersihan maupun pemulung yang terluka akibat sampah pecahan kaca. Luka dari pecahan kaca ini bisa berbahaya sekali dan bisa menimbulkan infeksi.

 

Agar tidak melukai petugas kebersihan dan pemulung. Sebaiknya membuang sampah yang berbahan dasar kaca dengan baik.

 

Caranya dengan melapisi sampah berbahan dasar kaca tersebut menggunakan kertas dan kain yang tebal. Ketebalan kain sebanding dengan jumlah sampah kaca yang ingin dibuang. Semakin tebal maka kemungkinan melukainya bisa semakin kecil.

 

Untuk kain tebalnya bisa menggunakan pakaian tidak layak pakai. Sehingga, bisa mengalihfungsikan pakaian tersebut daripada menjadi sekadar sampah. Setelah dilapisi kain tebal, gunakan kertas bekas lagi untuk melapisinya dan rekatkan dengan isolasi.

 

3. Usahakan Bertanggung Jawab Dengan Barang Yang Dibeli

 

Sebelum membeli barang, upayakan untuk memikirkan dan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah barang tersebut hanya akan dipakai sekali saja atau bisa berkali-kali?

 

Ini untuk meminimalisir penumpukan barang di rumah sehingga tidak bernilai ekonomis. Atau bahkan hanya sekadar menjadi sampah saja.

 

Dengan mempertimbangkan pembelian barang, kita juga ikut andil dalam meminimalkan sampah dan jejak karbon dari hasil belanja daring.

 

Apalagi saat ini packaging produk belanja daring sering tidak ramah lingkungan. Yang mengakibatkan sampah yang tidak dapat diurai semakin banyak.

 

Karena itulah, dengan mempertimbangkan sebelum membeli sesuatu. Tidak hanya mengurangi jumlah sampah. Tapi juga bisa menghemat pengeluaran yang nantinya bisa digunakan untuk kepentingan lainnya.

 

Bijaksana dalam keuangan ternyata bisa juga membantu berbuat bijak terhadap lingkungan.

 

Posting Komentar untuk "Siti Salamah Peduli Kesejahteraan Pemulung Sekaligus Pegiat Lingkungan"