Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sate Kojek Mbak Rani GO Online



Bloggerkendal.com - Jadi ceritanya, aku lagi browsing di group facebook area Kendal, buat nyari powerbank harga miring. Eh ... malah ketemunya sate kojek. Busyet ... sate kojek go online. Nggak nyangka, si penjual mencetuskan untuk menjajakan jualannya di group dan responnya luar biasa.

Sate kojek ini jajanan saya waktu kecil, rasanya yang pedas manis serta empuk dan kenyal membuat saya nagih. Bahan yang dibuat untuk membuat sate kojek ini juga mudah, dari tepung terigu dan sagu ditambah bumbu-bumbunya. Kalau dari sunda, sate kojek ini seperti cilok, tapi cilok yang dibuat sate.

Awalnya saya pesan 10 ribu, karena saya tidak mau kecewa karena beli banyak, rasa masih dipertanyakan. Mba Rani Naja, si penjual mau mengantarkan sampe Kaliwungu lho, jadi dia jualan sate kojek online serta memberikan service delivery, hanya dengan menambahkan ongkir 5ribu saja. Ini tergantung jauh dekatnya juga sih. 

Mengenal sosok penjual di balik sate kojek



Nama facebooknya Rani Naja, tinggal di Patebon dan sudah memiliki dua orang anak, yang berumur 3 dan 7 tahun. Baru berjualan sate kojek dan memasaknya dengan cara otodidak.
"Saya ini orangnya suka ingin tahu, apalagi kalau menyangkul soal memasak, saya semangat banget," ucapnya di sela-sela istirhat kerja.

Niat Rani Naja ini sangat tulus, ingin membantu kebutuhan ekonomi keluarga kecilnya, meski tadinya suaminya melarang karena nanti anaknya tidak ada yang mengurus. Rani Naja berjanji, jika ia akan berusaha membagi waktunya dengan baik. Dengan konsekuensi yang sudah disepakati, suami akhirnya memberikan izin berjualan.

Awal mula berjualan sate kojek

"Tadinya saya cuma menitipkan jualan saya ke warung ibu-ibu yang jualan di sekolah-sekolah, setiap pagi. Sebelum jam istirahat sekolah," tuturnya dengan semangat berbagi kisah, "Kalau jam sekolah pulang, waktu siang gitu saya ambil pendapatan saya. Kadang habis kadang juga masih," lanjutnya lagi.

Ada empat sekolahan yang dititipi oleh mbak Rani Naja, 15-20 tusuk ia menitipkan dagangannya. Bagi hasil pun dilakukan, karena harga sate kojek yang dijual seharga Rp 500,- maka ia memberikan harga Rp 400,- kepada orang yang dititipi. Modal yang dikeluarkan Rani Naja kala itu Rp 15000,- , dan alhamdulillah penghasilannya bisa lebih dari itu. Namun kadang juga hasilnya minus, karena sate kojek yang laku sedikit, begitu terus, apalagi kalau sekolah pulang awal. Dagangan yang laku juga nihil, cuma dapet capeknya aja.
"Itu dulu, mbak."

Pernah dijatuhkan oleh teman sendiri

Persahabatan itu sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama.

Letak sekolahan yang berjarak 200 meter dari tempatnya tinggal, tidak menyurutkan langkah Rani Naja menitipkan dagangannya. Karena ada temannya yang berjualan di sana, Rani menitipkan 20 tusuk sate kojek untuk dijualkan, dengan sistim bagi hasil. Sate 20 tusuknya laku, besoknya si teman ini meminta 50 tusuk, berarti ada perkembangan yang baik, pikir Rani. Dengan semangat ia membuat sate kojek, alhamdulillah habis. Esoknya lagi Rani menitip 50 tusuk sate kojek, yang membuat Rani terkejut adalah, temannya ternyata membuat sendiri sate kojek tanpa memberitahu Rani. Kepalang tanggung sudah menitipkan banyak, Rani tetap optimis, tetapi rasa kekecewaan pasti ada dalam benaknya.

"Saya nggak marah Mbak sama temen saya, tapi saya kecewa, kenapa sebelumnya dia nggak bilang dahulu. Saya nggak berhak untuk marah, karena tempat jualan itu yang punya temen saya."

Gurat kekecewaan sangat kentara terlihat, ketika mbak Rani Naja menceritakan kisahnya. Meski hal yang sama terulang ia tetap nitip, tetapi apa yang terjadi? Barang titipan Rani terjual hanya beberapa tusuk dan dagangan temannya laku keras. Teman saya tetap menerima barang saya, tapi otomatis dia menjual barangnya lebih dulu.

Rani sempat menangis, mencurahkan isi hatinya kepada suami dan orangtuanya. Begitu beratnya cobaan mencari nafkah. Rani tetap berbesar hati, ia tidak marah hanya menyesalkan perlakuan temannya tersebut. Ia hanya butuh kejujuran dari seorang teman yang sudah dianggapnya sahabat.



Ridho dari suami membuatnya semangat kembali

Rani menyerah? Tidak. Mbak Rani masih seperti biasa menitipkan dagangan ke sekolah, meski dengan hasil sedikit ia tetap tekum Ia memulai menitipkan dagangan kembali di dekat pondok desanya.

"Sudahlah Bu, capek di kamunya. Hasilnya nggak seberapa," ucap suaminya kala itu. Suami mbak Rani ini bekerja di pabrik Polisindo. Karena mbak Rani orang yang aktif dan melihat pertumbuhan anak semakin besar serta membutuhkan biaya banyak, ia tidak segan membantu ekonomi keluarganya dengan berjualan. Ridho suami sudah dikantonginya, ia akan tetap berjualan asalkan barokah.

"Alhamdulillah puji syukur awalnya iseng posting online, malah rejeki saya 4 bulan melangkah ini mengalir dengan lancar,"  ungkapnya dengan binar bahagia di matanya, "omset saya dari jualan online ini membuahkan hasil."

Kini Rani Naja, tidak lagi perlu menitipkan sate ke warung pondok tersebut, malah justru sekolahan dan pondok tersebut yang membeli sate langsung. Modal yang awalnya cuma Rp 25 ribu bisa mendapatkan hasil  Rp 112.500,- ini hanya berupa omset, bisa dilihatkan berapa profitnya?

Rani tidak lagi membuat hanya sekali saja pagi hari, kini siang dan sore pun ia membuat banyak pesanan. Di pondok saja setiap harinya memesan 150 tusuk, belum lagi orderan lainnya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Bagaimana proses pembuatannya hingga pendistribusian?

Yang saya alami sendiri, saya langsung inbox mbak Rani untuk memesan biasanya, terakhir kali saya memesan Rp 30 ribu, untuk dibawah ke rumah saudara. Kenapa saya memesan sebanyak itu? Ya karena sate kojek bikinan mbak Rani sudah saya tahu enak. Kualitasnya pun dijaga banget dari kemasannya, bukan plastik. Namun tempat plastik yang menggunakan mika, barang yang datang pun masih fress dan anget. Itu yang paling saya suka.

Rani Naja menuturkan jika dalam proses pembuatan sate kojek tidak membutuhkan waktu lama. Dari memasak dan menusuk satenya itu, dia butuh waktu satu jam saja. Bisnisan sate ini modalnya dikit tapi untungnya lumayan banyak, katanya menjelaskan.

Ketika saya tanya, kedepannya rencana apa yang mbak Rani Naja akan lakukan selepas stabilnya usaha sate kojeknya. Ia hanya ingin mengikuti waktu yang berjalan dan memercaakan segalanya kepada Allah. Ia juga berpesan kepada kita semua, "Dimana ada kemauan, Insyaallah Allah akan menunjukkan jalannya. Berusaha dan terus berdoa, karena dalam menjalani usaha pasti ada pasang surutnya. Yang penting ikhlas, sabar, legowo dan terus beristigfar, karena rejeki hanyalah titipan dari yang Mahakuasa.

Semoga perjuangan mbak Rani Naja bisa menginspirasi kita, kalau tidak begerak sekarang kapan lagi? Kalau tidak mecoba, apalah yang kita dapat nanti? Percayai dirimu jika kamu mampu.


Penasaran dengan rasa sate kojek mbak Rani Naja? Bisa langsung add facebook; Rani Naja

31 komentar untuk "Sate Kojek Mbak Rani GO Online"

  1. Keren ya, jaman internet benar-benar membantu kalau kita bisa memanfaatkannya dengan positif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayak kamu Wul, multitalented
      bisa desain, motret iya, nulis iya
      :-D

      Hapus
  2. Untung ada suaminyanyg memberi support hingga beliau bangkit kembali ya Mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mba Rita
      pasangan hidup yang selalu mendukung

      Hapus
  3. Waahhh, segala sate pun sekarang sudah go online. Keren memang. Dengan pemanfaata yang tepat akan memberi hasil yang positif

    BalasHapus
  4. Walah saya baru tau kalo ada makanan namanya sate kojek. hiihii

    Murah juga ya mbak 500 saja per tusuknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya murah sebanding dengan gorengan kecil itu dapet 500 hahhaha

      Hapus
  5. Wah kreatif Mba Rani
    Semangat terus mba jualannya supaya bisa di order ke jakarta juga
    ^_^

    BalasHapus
  6. Semangat mb rani menginpirasi kita untuk terus berusaha, saya belumnpernah nyobain sate kojek ini.

    BalasHapus
  7. Internet sudah banyak membantu mbak rani. Semoga sukses terus jualannya.

    Kalau dekat pengen coba ih, sayang jauh hahaha!

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin.
      ada makaanan semacam ini ga teh di sana?

      Hapus
  8. Keren mba rani ini...sayang ga bisa sampai tegal ya ..

    BalasHapus
  9. Sama nih, tadi ngirainnya kojek itu gojek. Wah, jadi penasaran sama rasanya. Salut buat mba Rani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nanti tak salamin mba Alma :-D
      Enak pokoke, dolan ke tempatku sini tar tak pesenin :-D

      Hapus
  10. Salut deh sama Mba Rani Naja. Emang bener, di era digital sekarang ini, sayang banget kalau nggak dimanfaatkan sebaik-baiknya.
    Jadi inget meme tentang ini.
    "Tukang ojek aja udah pakai hpnya buat nyari duit, situ masih aja nyinyir dan nggosipin orang". :V.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju Nyakkkkk
      harus bener2 dimanfaatin utk hal positif

      Hapus
  11. Ridlo suami. Nah, ini catatan penting.
    Semoga hasil kerja kerasnya makin membuahkan hasil. Aamiin..

    BalasHapus
  12. Baru kenal nama sate kojak. Awalnya aku pikil apaan eh agak2 mirip cilook gitu ya. Asyik nih buat cemilan :)

    BalasHapus
  13. aku baru tau sate kojek ini, tapi kalo cilok sih udah sering makan :3
    rasa mirip seperti cilok tapi dibumbu sate gitu kan ya mbak ini?

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Saya baru tau ada sate kojek. sepertinya enak, jadi laper hehe

    Dream Big!

    BalasHapus
  16. mbak sate kojek tu apaan? di daerah ku nggak ada :)

    BalasHapus