4 Tips Mengatasi Anak Kecanduan Gadget
4 Tips
Mengatasi Anak Kecanduan Gadget - Di era digital modern ini, memiliki ponsel pintar
bukan lagi impian special karean setiap orang hampir bisa beli atau memiliki
smartphone. Nggak orangtua, remaja, atau juga anak-anak. Survey yang saya
lakukan di marketplace, dengan uang Rp300 ribu saja sudah bisa lho punya ponsel
pintar. Tapi ya itu, brandnya yang masih biasa bukan brand yang terkenal.
Seperti suami saya pertama kali punya ponsel, dengan harga Rp250 ribu dan sudah
bisa dibuat WhatsApp-an sama saya, #ea
...
Namun, fenomena smatphone murah ini juga memberikan
rasa was-was. Mengapa? Takut-takut kalau anak-anak, atau bahkan kita sendiri
mengalami kecanduan gadget. Misalnya buat ngegame. Saya pernah baca diberita,
dari nakita dot id kasus anak yang kecanduan gadget di Yogyakarta mendadak
divonis kanker darah stadium 4. Gejala yang dibawa awalnya sariawan, demam
sampai dengan mata bengkak. Dikiranya sih bengkak biasa aja, tapi karena
khawatir keluarga membawa ke klinik, klinik menyarankan ke rumah sakit. Setelah
dilakukan segala macam test dilakukan, dan pihak medis rumah sakit memberi tahu
bahwa salah satu faktor tersebut karena terpapar radiasi dari gadget dan wifi.
Orangtua dari anak akhirnya tersadarkan, bahwa
selama ini anaknya rajin menggunakan gadget untuk mengakses video online.
Karena kalau anak bermain gadget, lebih banyak diamnya dari pada gerak dan
membuat tidak rewel. Pihak keluarga merasa menyesal, dan hal ini semoga bisa
dijadikan pembelajaran oleh warganet agar tidak membiarkan anak mengakses
gadget terlalu sering. Keduanya pun meminta doa, agar si kecil diberikan
kesembuhan dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga. Aamiin.
Kadang sesuatu yang dilarang itu menimbulkan
penasaran, iya nggak? Termasuk soal bermain gadget ini, kenapa sih nggak boleh,
kenapa sih mainnya dibatesin ternyata melarang aja nggak cukup. Orangtua harus melakukan pendekatan, memberikan
pengertian mengapa tidak boleh, mengapa ada batasan dan lain sebagainya.
Berikut 4 Tips Mengatasi Anak Tak Kecanduan Gadget:
Membuat Jadwal Penggunaan Gadget
Menurut American Academy of Pediatrics,
merekomendasikan bayi di bawah 18 bulan jangan dulu diperkenalkan dengan
gadget. Sementara untuk balita 2-5tahun maksimal hanya boleh satu jam sehari.
Untuk usia 6 tahun, dua jam saja. Dengan hal ini, akan memberikan waktu anak
untuk istirahat dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Menemani Ketika Menggunakan Gadget
Letakkan gadget di ruangan keluarga, yang bisa
diakses orangtua. Jadi sebagai orangtua, kita bisa memantau dengan baik selama
buah hati kita menggunakannya. Dan sesekali bermain mendampingi, atau
menanyakan hal-hal apa saja dengan gadget yang diaksesnya. Mengapa anak
menyukai hal tersebut. Sebaiknya kita mendampingi, agar anak pun mengerti. Yang
jelas kewajiban orangtua adalah meemastikan aplikasi yang diakses buah hati,
sesuai dengan usianya.
Memberikan Contoh yang Baik untuk Anak
Kalau nggak ingin anak kecanduan dengan gadget,
sebaiknya orangtua dalam mengakses gadget jangan di depannya. Karena anak akan
melihat dan anak akan menirunya. Jika anak boleh mengakses gadget, maka berikan
contoh tontonan yang baik, tepat dan porsi yang pas.
Membuat Zona Aman Bebas Gadget
Bikin kesepakatan dengan anggota keluarga untuk
tidak mengakses gadget, di hari atau waktu tertentu. Misal hari Minggu, khusus
untuk quality time. Karena kadang kan seluruh keluarga untuk berkumpul itu
susah, ya kan? Sebelum ada pandemi ini. Apalagi kalau anak-anak tinggal di
pesantren, nggak bisa tiap hari, tiap bulan ngumpul. Maka buatlah kesepakatan
hari bebas tanpa pegang gadget.
Sumber info artikel :
https://nakita.grid.id/read/02918362/gara-gara-kecanduan-gadget-anak-ini-derita-kanker-darah-stadium-4-3-rumah-sakit-angkat-tangan
Desain gambar by canva
edited oleh blogger
https://www.fimela.com/parenting/read/3773883/melarang-saja-tak-cukup-ini-tips-efektif-biar-anak-nggak-kecanduan-gadget
Paling sulit memang kalau orang tua menggunakan gadget juga .... tapi mau tidak mau inilah yang harus dilakukan ya
BalasHapusDari sekian tips, yang mudah dilakukan adalah memberikan pemahaman. Terkadang dikasih aturan anaknya suka ngeyel dikasih peringatan.
BalasHapusHanya pemahaman dan menanamkan jiwa tanggung jawab supaya anak mengerti manfaat serta untung rugi dari aktifitas bergadget
Tugas berat orangtua di masa pandemi karena anak2 malah wajib pegang gadget. Ortu harus tegas menetapkan jeda pedang gadgetnya.
BalasHapussebenarnya gadget ini dilemma ya mbak, di satu sisi bermanfaat tapi di sisi lain juga ada pengaruh buruk, ke mata mksdnya hahaha soalnya anakku jadi kurang pengelihatannya skrg sejak belajar di rumah pakai hape dan laptop
BalasHapusNice to share ini mba.. masa masa dirumah aja ini memang jadi masa berat ya.. kita sebagai orangtua harus beneran bijak memberikan gadget ke anak, jangan sampai anak jadi ketergantungan dengan gadget..
BalasHapusDan yang paling penting mendampingi anak saat bermain gadget , biar mamaknya ikutan juga hihiiii
BalasHapusSetuju. Melarang saja tidak cukup. Selain membuat jadwal dan pengawasan yang ketat, juga harus ada aktivitas pengganti yang sama serunya kayak gadget. Karena kalau enggak, anak nanti cenderung merengek karena bosan
BalasHapuseh iya setuju bahwa anak-anak itu mencontoh orang tuanya, kalo yang dewasa main hp di depan anak, anak jadi ikutan kepo. Jadi lebih baik kita main hp kalo anak lagi bobok hehe :)
BalasHapusMemang pemakaian gadget untuk anak harus diawasi dan dibatasi supaya dapat manfaatnya yah. Anak-anak dibatasi hanya jam tertentu saja boleh pegang gadget.
BalasHapusMalam hari gak ada yang boleh pegang gadget di rumah, termasuk orangtuanya juga hehehe
anak generasi alpha ini ngga bisa dijauhkan dari gadget dan teknologi, PR untuk orangtua terus menggawangi dan membersamai mereka dalam berteknologi.
BalasHapusnah, ortunya ngumek HP terus soalnya, haha. Kalo aku lbh ke pendampingan dan kalo udh limit waktu, kasi pengganti mainan.
BalasHapusSmartphone anak-anak saya aktifkan screen time-nya, jadi bisa otomatis terkunci setelah beberapa jam pemakaian, dan beberapa aplikasi saya locked supaya tidak bisa diakses.
BalasHapusDengan begini saya juga jadi tau anak-anak buka aplikasi apa selama berapa jam, lebih nyaman karena kan kita gak selalu bisa mendampingi juga.
Kebayan siih...anak generasi merunduk ini akan selalu dipenuhi gadget.
BalasHapusApalagi Pelajaran Jarak Jauh yang memang lagi-lagi gadget.
Maka ini aku gak setuju saat anak kelas 1 belajar online plus ujian online. Anak kelas 1-3 tetap membutuhkan motorik menulis.
**ehh..bahasannya jadi panjang, maafff~
Kak Ghifa pernah kecanduan gadget, Mbak. Dan cara yang paling efektif untuk mencegah dia makin kecanduan ya dengan menjauhkan dia dari lingkungan bergadget. Anak seusia Kak Ghifa kan peniru ulung. Jadi, kalau pas di depan dia, aku nggak pernah pegang gadget. Dan itu efektif banget.
BalasHapusMemang tidak mudah untuk mengatasi anak kecanduan gadget. Tidak bisa dengan cara langsung melarang saja. Anak-anak itu peniru, jadi sebagai orang tua memang sebaiknya memberi contoh dan mengajak anak melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan ya..
BalasHapusAku pribadi menerapkan no gadget hour di rumah. Apalagi ortunya pekerja gadget, ampun dah susah bener kalo ga pake gadget sama sekali di rumah. Hahahaha.
BalasHapusKecanduan gadget mwmang bahayaa ya mba. Aku selalu ngobrol sama anak - anakku dan ajak beraktivitas biar lupa sama gadgetnya
BalasHapusAnak jaman sekarang nggak bisa cuma dilarang-larang gitu. Memang paling baik itu diatur penggunaannya. Lakukan kesepakatan dengan anak tentang penggunaan gadget ini. Mereka mau kok kalau diajak berunding gitu.
BalasHapus