Ibu Penjual Rujak&Lotek Keliling yang Sederhana
Menjalani hidup itu seperti menghadapi kejutan demi kejutan.Kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, sekalipun rencana-rencana sudah kita jadwalkan sedemikan rapi.
Bloggerkendal.com - Cuaca siang
kemarin memang lagi panas banget, waktu lagi mampir kesalahsatu minimarket di
daerah Sekopek. Eh ... ngeliat ibu-ibu make topi dengan badan tinggi, lagi
ngedorong gerobak jualannya. Kirain jualan apa gitu, eh tahunya jualan rujak
dan lotek.
"Berapa Bu, harganya?" tanyaku
memastikan kalau harganya terjangkau.
"Tujuh ribu," jawabnya
singkat.
"Oke. Pesen empat ya, Bu!"
balasku dengan tersenyum, "pedasnya sedengan aja ya Bu."
Sembari menunggu beliau mengupas
buah-buahan, saya menikmati cemilan bersama keponakan. Karena ngeliat buah yang
seger sama sambel gula jawanya, bawaanya pengen ngejatuhin liur mulu. Hahaha
... Akhirnya aku deketin deh si ibu. Lantas sesi tanya jawab dan cerita singkat
dimulai.
Saya lupa namanya, yang jelas ibu itu
bercerita jika sejak menikah dengan bapaknya anak-anak ia tinggal di
Pelantaran. Berjualan dari anaknya kecil hingga sekarang. Anaknya pun juga
berjualan setiap minggu di pantai ngeboom, Kaliwungu. Anaknya itu padahal masih
SD, tetapi memiliki badan yang bongsor. Aku rasa gen dari ibu tersebut menurun
ke anak laki-lakinya tersebut, hehehe ... tapi salut banget buat anak
laki-lakinya si ibu. Mau berjualan, meski awalnya dulu tidak mau. Oleh bapaknya
dia dididik agar mandiri, sekarang dia sudah punya penghasilan sendiri. Jadi
penasaran kayak apa sosok tersebut, kapan-kapan saya berencana mencari sosok
bocah tersebut ke pantai ngeboom jika weekend tiba.
"Ibu berangkat jualan jam segini ya
Bu?" tanyaku dengan nada sesopan mungkin.
"Iya, dek. Jam sepuluhan."
"Lha pulangnya Bu?" cecar saya
penasaran.
"Pulangnya magrib, dek!" ibu
penjual lotek itu tetap menjawab di sela-sela ia meracik pesanan saya.
"Lha habis terus nggak Bu?"
semakin kesini, aku semakin ngepoin si ibu. Bukan iseng sih, emang kepengen
ngedapetin point bahwa apa pun yang ingin kita capai, membutuhkan perjuangan.
"Orak, Dek! rak mesti entek, mesti
sisa," cerita si ibu agak sedih, nggak tahu kudu gimana. Aku cuma bisa
ngasih si ibu senyum, semoga engkau dimudahkan dalam melangkah mencari rizki
ya, Bu.
Percakapan itu berakhir, setelah pesanan
saya semuanya di bungkus. Dan pemesan lain Alhamdulillah sudah beberapa
mengantri. Semoga Allah senantiasa memuluskan jalanmu dalam berjualan ya, Bu.
"Makasih ya, Bu." Pamitku
kepada ibu penjual lotek yang kini sudah sibuk kembali berkutat dengan
buah-buahan dan sambel.
Aku
rasa ibu penjual lotek yang aku temui tadi, adalah salah satu superhero di bumi.
Jadi tidak usah membandingkan hidup siapa yang lebih enak, rezeki siapa yang paling mudah didapat, masalah siapa yang paling pelik dan beban siapa yang lebih besar. Karena saya selalu percaya, jika Tuhan itu akan memberikan cobaan sesuai dengan kekuatan kita menghadapinya.
Kadang tidak semua yang kita jual akan laku, tetapi pasti ada di antara jualan kita yang paling laris.
Yuk berwirausaha sejak dini!
mudah2n keluarga ibu penjual lotek diberi rizky yg berkah... aminnn
BalasHapusMashaallah,
BalasHapusDunia ini begitu beragam warnanya.
Jika kita melihatnya gemerlap, maka begitu juga yg kita cari.
Namun bila kita melihatnya dgn bijak, maka kita akan semakin mencari keberkahan di dalamnya.
Semoga semua usaha yg kita lakukan di dunia akan membawa kita ke surgaNya.
Aamiin.
Cerita seperti inilah yang menggugah diri untuk mau memacu semangat terus berusaha
BalasHapusAku jg sering mengajak si penjusl ngobrol kayak gitu.. Asyik aja ngobrol sambil cerita ttg kehidupannya.. Terkadang byk sekali hikmah yg bisa kita petik dari orang2 kecil spt itu..
BalasHapusAlhamdulillah ibu itu semangat meraih rezeki ya. Semoga Allah mudahkan langkahnya. Kita bersyukur diberi kekuatan dalam menghadapi hidup ini.
BalasHapusKalau jualan rujak keliling aku sering lihat tapi kalau lotek keliling belum pernah. Aih coba si ibu ini ngider di perumahanku pasti aku beli hampir tiap hari soalnya aku suka buah dan rujak.
BalasHapusCukup slut dan bangga melihat perjuanganhidup par pedagang keliling ini.Meski berat tantabgan yang dilalui saban harinuya si ibu ini tetep tegar bersemangat☺
BalasHapusAku selalu kagum dengan pedagang keliling begini. Semangat hidupnya tinggi!
BalasHapusBetul, tidak perlu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Kita punya rejekinya masing-masing. Yang penting ikhtiar dan doa, ya, Mbak :)
BalasHapuswadahnya daun ya mb
BalasHapussukak banget rujak keliling begini
BalasHapusAduh ngences lihat rujaknya
BalasHapusBetul.. Allah tidak akan menguji melebihi kemampuan kita.
BalasHapusmari semangat berjuang!
salut dengan ibu itu dan anaknya, semoga beliau selalu dimudahkan, dan laris jualannya. aamiin..